Senin, 04 April 2011

“STRATEGI MEMANFAATKAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER MEDIA BELAJAR”



KATA PENGANTAR



            Alhamdulillah sesuai dengan tugas pembuatan makalah pada mata kuliah “Pengembangan Media Pembelajaran: Pokok Bahasan “Strategi Memanfaatkan Perpustakaan Sebagai Sumber Media Belajar” kini kami dapat menyusun dengan rentangan waktu yang telah ditentukan.
            Tuntutan kemampuan untuk memanfaatkan media teknologi dalam upaya pengembangan pendidikan tentu saja tergantung pada sejauh mana kemamapuan guru memahami media pembelajaran.
            Pada pokok bahasan ini mudah-mudahan isi materinya dapat memperkaya pemahaman bagi kita semua, khususnya bagi guru untuk dapat menjalankan aktivatas kesehariannya pada proses kegiatan belajar mengajar lebih meningkat.
            Namun tak ada gading yang tak retak demikian pula makalah yang kami susun ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu kritik dan saran yang konstruktif kami harapkan.


                                                                                                            Penyusun











                            
DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR                                                                                                            i
DAFTAR ISI                                                                                                                          ii
BAB I  PENDAHULUAN......................................................................................                         1
            A. Latar Belakang .......................................................................................              1
            B. Tujuan......................................................................................................              1

BAB   II. KAJIAN TEORI.....................................................................................                         2
           A. Peranan perpustakaan di sekolah..............................................................              2
           B. Pengelompokan bahan pustaka………………………………………            2

BAB  III PEMBAHASAN......................................................................................              4 
           A. KETERAMPILAN PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN.................              4
            B. LANGKAH STRATEGI PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN..........                5
              1. Kompetensi guru....................................................................................              5
              2. Membimbing serta memotivasi minat baca siswa...................................              8
              3. Kompetensi pustakawan.........................................................................              8
             
BAB  IV  Kesimpulan..............................................................................................                        10

Daftar Pustaka                                                                                                                  iii






BAB I
PENDAHULUAN

A.                Latar belakang
           Keinginan pemerintah meningkatkan mutu pendidikan akan terasa berat dan susah apabila tidak dipenuhi serta dilengkapinya sarana dan prasarana. Salah satunya  adalah pengadaan perpustakaan yang merupakan kebutuhan sumber media pembelajaran paling mendasar bagi lembaga pendidikan. Perpustakaaan juga sebagai penggerak  bagi siswa untuk senantiasa memotivasi keingintahuan suatu masalah.                
            Perkembangan perpustakaan pada sekarang ini sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sekolah. Hampir ditiap sekolah mulai dari sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi terdapat perpustakaan. Bahkan unit--unit perpustakaan keliling (mobile library) dari departemen pendidikan tersedia dari kota-kota besar hingga kota-kota kecil guna melayani kebutuhan para pelajar, mahasiswa maupun masyarakat. 
            Sehubungan hal diatas betapa pentingnya perpustakaan, yang merupakan tempat dan  media pembelajaran .Maka pada makalah ini akan membahas tentang  “strategi memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber media belajar”.

B.                 Tujuan
Pembahasan  makalah ini yakni mengangkat persoalan, kondisi beserta menejmen perpustakaan sekolah. Serta bertujuan  untuk memahami dan meningkatkan keterampilan  memanfaatkan perpustakaan sebagai media belajar. Dan juga bertujuan meningkatkan pemanfaatan perpustakaan dengan menggunakan langkah-langkah yang strategis karena perpustakaan di sekolah sebagai media pembelajaran yang menopang pencapaian tujuan pendidikan.






BAB II
KAJIAN TEORI

A.                Peranan perpustakaan di sekolah
          Ditengah pengembang media pendidikan segala sumber diorganisir, dikelola, dan difungsikan agar berguna. Demikian pula dengan perpustakaan sekolah (school library), ditata agar memiliki daya tarik yang mampu motivasi interaksi pembelajaran. Dalam penyajian pengajaran memerlukan bahan referensi atau bahan rujukan yang mesti tersedia di perpustakaan. Buku teks sebagai materi dasar pengajaran yang merupakan sumber informasi bagi para siswa dalam melengkapi dan memperluas pengetahuan serta memperkaya wawasan siswa.
          Karena perpustakaan merupakan pusat sarana akademis,maka wajib melengkapi koleksinya dengan berbagai media cetak dan non media cetak sesuai dengan tuntutan pengajaran. Bahan-bahan pustaka berupa barang cetakan seperti buku,majalah/jurnal ilimiah,peta,surat kabar,karya-karyatulis, non mediacetak seperti micro-fish, micro-film, foto-foto, film, kaset audio,dan lain lain. Ketersedian bahan yang lengkap  perpustakaan memiliki nilai peran informatif pada berbagai bidang keilmuan.
                                                               
      B.   Pengelompokan bahan pustaka
           Pengadaan buku teks yang dilakukan pemerintah bukan tanpa tujuan, begitu pula keberadaan dan penyediaan bukuteks diperpustakaan.Menurut Yooke Tjuparmah dan Komarudin,1992: 
  1. Buku teks merupakan bahan pengajaran yang telah direncanakan.
  2. Buku teks dapat diandalkan dalam peroses belajar mengajar
  3. Buku teks merupakan suatu rencana induk yang menyeluruh pada suatu rencana yang disahkan.
  4. Buku teks identik dengan desain kurikulum sekolah.
  5. Buku teks berisi perogram yang tersusun, terencana, teranalisa, dengan rancangan urutan dan kerangka pelajaran yang pasti untuk mencapai tujuanpendidikan.
  6. Buku teks sebagai pedoman mengajar materi(hand book)
 
Bahan-bahan yang tersedia diperpustakaan dapat dikelompokan ke dalam jenis, antara lain:            
 1.Bahan Referensi
            Bahan referensi biasanya ditata dalam satu ruangan khusus karena merupakan sumber-sumber untuk fakta-fakta yang sudah baku,misalnya : ensiklopedia, kamus, statistic,  buku tahunan, biografi, buku pegangan, atlas, dan lain-lain yang sejenis.bahan-bahan ini sumber ini diperlukan oleh banyak orang sehingga tidak dipinjamkan untuk dibawa keluar perpustakaan.dengan demikian seseorang yang memerlukan informasi dari bahan dan buku-buku referensi ini hanya diperbolehkan membacanya dalam ruang yang telah disediakan.

2.Bahan Reserve
          Bahan bahan reserve biasanya terdiri dari buku-buku,artikel-artikel,atau handouts untuk mata pelajaran tertentu atas permintaan tenaga pengajarnya .Ini dimaksudkan agar semua pelajar yang mengikuti mata pelajaran itu dapat memperoleh akses terhadap bahan-bahan yang merupakan bagian dari penyelesaian tugas - tugas yang dibebankan oleh pengajar.Dengan jumlah pelajar yang banyak sementara jumlah buku atau artikel pada perpustakaan sangat terbatas,jadi bahan-bahan reserve hanya dapat dibaca oleh seorang pelajar antara satu sampai dua jam .

3.Bahan Pinjaman
          Buku - buku dalam berbagai bidang keilmuan pada umumnya siap dipinjamkan untuk jangka waktu antara dua minggu sampai dengan satu bulan kepada pelajar yang memiliki kartu anggota perpustakaan. Dan untuk memperoleh bahan, para pelajar harus mengetahui sistematika penataan dan penyimpanaan buku-buku pada perpustakaan.selain itu juga bisa menanyakan kepada petugas pustakawan.

          Pengelompokan buku yang umum digunakan pada perpustakaan adalah klasifikasi decimal dewey dan klasifikas library of congress. klasifikasi decimal dewey mengidentifikasi bidang-bidang ilmu dengan kode angka tiga digit.sedangkan klasifikas library of congress menggunakan abjad ,misalnya bidang bahasa : 400(decimal dewey) , P (library of congress).para pelajar ingin menemukan bahan di perpustakaan harus mengetahui nomor klasifikasi buku tersebut.nomor klasifikasi terekam pada kartu catalog .Dan biasanya satu buku memiliki tiga catalog yaitu kartu subjek, kartu judul, dan kartu pengarang.
                                            



                                            BAB III
PEMBAHASAN

  A.      KETERAMPILAN PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN

Pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar secara efektif memerlukan keterampilan sebagai berikut (Achsin,1986):
1. Keterampilan mengumpulkan informasi,yang meliputi:
a.mengenal sumber informasi dan pengetahuan.
b.menentukan lokasi sumber informasi berdasarkansistem klasifikasi perpustakaan,cara menggunakan katalogdan indeks,
c.menggunakan bahan pustaka baru, bahan  referensi seperti: ensiklopedia, kamus, buku tahunaan,dan lain-lain
2.Keterampilan mengambil intisari dan mengorganisasikan informasi,seperti:
             a.memilih informasi yang relevan dengan kebutuhan dan masalah.
             b.mendekomentasikan informasidan sumbernya.
3.Keterampilan menganalisis, menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi, seperti
 a. memahami bahan yang dibaca,
 b. membedakan antara fakta dan opini, dan
 c.menginterpretasikan informasi baik yang saling mendukung maupun yang     berlawanan.
4. keterampilan menggunakan informasi, seperti:
              a. memanfaatkan intisari informasi untuk mengambil keputusan dan memecahkan  masalah,
b. menggunakan informasi dalam diskusi, dan
c. menyajikan informasi dalam bentuk tulisan. 
   





   B.        LANGKAH STRATEGI PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN
          Ada beberapa langkah strategi yang mesti diperhatikan dan dikuasai oleh guru,dan pustakawan  dalam meningkatkan siswa pada pemanfaatan perpustakaan, diantaranya:


1.Kompetensi Guru
          Seorang yang akan mengerjakan sesuatu dituntut mempunyai suatu keahlian dibidangnya, jika tidak maka akan hancurlah urusannya,sebagaimana sabda Rasul SAW ”Barang siapa menyerahkan urusankepada bukan ahlinya maka tungulah kehancurannya”.Begitu pula seorang guru dituntut untuk mempunyai kemampuan,Secara umum kompetensi guru adalah sebagai berikut:
a,menguasai bahan pelajaran.
b.mengelola perogrambelajar mengajar,
c.mengembangkan kepribadian,
d.menguasai landasankependidikan,
e.melaksanakan program pengajaran
f.menilai hasil dan peruses belajar mengajaryang telah dilaksanakan.
g.menyelenggarakan program bimbingan.
h.menyelenggarakan apministrasi sekolah.
i.berinteraksidengan masyarakat.

         Selain yang telah termaktub diatas ,kompetensi guru menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan,merumuskan tujuanintruksional,mengenal dan dapat menggunakan metode mengajar ,memilih dan mengembangkan bahan pelajaran,memilih dan mengembangkan media pengajaran yang sesuai ,yaitu kemaampuan untuk :
1.Mengkaji berbagai media pengajaran
2.Berlatih membuat media yang sederhana
3.Berlatih menggunakan media pengajaran
  4.Berlatih memanfaatkan berbagai sumber belejar,termasuk didalamnya memanfaatkan    perpustakaan sekolah.
            Dari urain di atas,selain guru menguasai metode dan dua kompetensi lainnya, guru dituntut memahami dan menjabarkan empat komponen kuriulum dan peroses belajar mengajar di sekolah. Keempat komponen tersebut saling berkaitan, keterkaitan komponen diatas tergambar dalam diagram berikut ini:
      
                                                  

                                                                    Tujuan
 


                      

                       Evaluasi                                                                         Isi materi/bahan


                                                      

                                                         Metode/strategi/saran


         Pemahaman metode dan strategi dalam pelaksanaan program dapat dilakukan dengan pendekatan dalam mengajar sehingga efektifitas dan efesiensi peroses belajar mengajar tercapai. Dalam kaitan ini ,pendekatannya adalah dengan pemanfaatan sarana perpustakaannya sekolah yang akan menopang  upaya arah pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditentukan.
Slanjutnya karena pembelajaran sangat erat dengan capaian kurikulum.untuk itu secara umum implementasi kurikulum dan peruses belajar mengajar dapat mengacu kepada pola pengajaranyang dapat digambarkan sebagai berikut:





Gur u
 


                                                                              






 


media
 





Pola pertama, peranan guru yang hanya sebagai penyampai materi,nara sumber utama,dengan tanpa memanfaatkan sumber –sumber lain,termasuk sarana perpustakaan sebagai sumber media pembelajaran.
Pola kedua, kegiatan belajar mengajar yang mengacu kepada peran guru sebagai motivator,fasilitator,pemberi kemudahan belajar termasuk memanfaatkan sumber media pendidikan yang ada,termasuk didalamnya sarana dan koleksi  perpustakaan
Pola ketiga,  peroses kegiatan belajar mengajar ketika guru menuntut kepada siswa belajar   mandiri dengan aktivitas sendiri, melalui  sumber / bahan yang ada pada perpustakaan untuk digunakan dan dimanfaatkan semaksimal mungkin.tanpa secara langsung dibimbing oleh guru.
        
         Mengamati pola intruksional tersebut diatas, sangat diperlukan suatu perpustakaan sekolah yang memadai, merupakan persyaratan agar siswa dapat belajar mandiri melalui bimbingan guru dalam mencapai tujuan pendidikan.
2.Membimbing Serta Memotivasi Minat Baca Siswa
           Membaca adalah merupakan bagian integral dalam peruses belajar mengajar, begitu pentingnya membaca bagi pelajar untuk menambah wawasan dan daya simak dari esensi materi.ada beberapa cara agar pelajar membudayakan membaca ,diantaranya:
1.Guru menyediakan waktu untuk kegiatan membaca
2.jangan memberikan tugas membaca diluar batas kemampuan .
3.tugas yang diberikan adakorelasinya dengan mata pelajaran.
4.guru menceritakan tentang  buku yang menarik bagi anak, supaya anak tertarik minat  bacanya.
5.membentuk kelompok diskusi tentang suatu topikyang diambil dari suatu buku tertentu.
6.menyediakan buku bacaan yang sesuai dengan selera,perkembangan anak didik.
         Untuk melengkapi urain diatas,agar hasil pembelajaran siswa memuaskan. Seorang guru bisa      menggunakan SQ3R.Yaiyu metode yang dikembangkan oleh Francis P.Robinson di Universitas Negeri Ohio Amerika Serikat. Metode tersebut merupakan langkah mempelajari sebuah buku ,yang meliputi :
1.Survey  : Guru membantu dan mendorong siswa untuk memeriksa dan meneliti secara singkat     seluruh teks.tujuannya siswa dapat memahami panjang pendek suatu bacaan.
2.Question: Yaitu siswa menyusun  pertanyaan yang relevan dengan teks. tujuannya untuk  mengembangkan kreatif siswa .jumlah pertanyaan terganrtung pada kemampuan siswa.
3. Read   : Guru membimbing siswa membaca secara aktif ,dan difokuskan pada paragraf –paragraf yang mengandung jawabandengan pertanyaan yang dibuat.
4. Recite   : Guru menyuruh menghayalkan setiap jawaban yang ditemukan nya,tapi jika siswa belum menemukan maka siswa disuruh untuk menjawab pertanyaan berikutnya.
5. Review  : Guru menyuruh siswa meninjau ulang seluruh pertanyaan yang tersusun.

3. Kompetensi Pustakawan
            Kecakapan seebagai  pustakawan merupakan kunci dari penyelenggaraan perpustakaan sekolah ,tanpa itu tidak akan berhasil. Pustakawan harus mampu mengembangkan untuk melayani kebutuhan kurikulum, pendidikan dan anak didik. Oleh karena itu pustakawan harus mempunyai kompetensi professional sebagai pustakawan sekolah, yakni harus mengerjakan antara lain:
1.Pelayanan yang mencakup peminjaman, referensi, bimbingan pembaca, layanan informasi,   layanan promosi.
2.Pengelola teknis, meliputi akuisi ,bahan, registrasi, klasifikasi, katalogisasi, labeling, distribusi, shelving,  preservasi, dan lain-lain.
3.Manejemen perpustakaan yakni yang mampu mengatur, menata, mengelola, dan menjelaskan berkenaan dengan lokasi dan tempat buku .
           Dengan kemampuan (skill) pustkawan di atas Insya Allah akan memberikan pelayanan dan pengayaan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pendidikan.























BAB IV
KESIMPULAN

Makna yang lebih luas dari sumber media adalah suatu bahan yang dapat menyediakan serta dipergunakan dan mendukung terjadinya kegiatan belajar yang lebih efektif dan menyenagkan,diantaranya adalah perpustakaan. Keberadaan perpustakaan sangatlah penting untuk menunjang peruses kegiatan belajar disekolah. Bahan sumber dan  materi mesti tersedia, dan dapat dipergunakan semaksimal mungkin. Perpustakaan  digunakan untuk mencari isi materi  dari sumber belajar yang lainnya, selain dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat pebelajar.  
Dalam perkembangannya, perpustakaan  memiliki posisi  sentral sebagian dari media dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini menuntut pengelola untuk mampu memenej dengan sebaik baiknya. Dengan pengelolaan yang perofesional, perpustakaan  sekolah  diharapkan dapat memberikan banyak pengalaman dan wawasan, motivasi belajar, mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa,sehingga perpustakaan memiliki multy fungsi. Dengan  penataan perpustakaan yang baik diharapkan layanannya juga dapat meningkat sesuai kebutuhan pelajar dalam menggali berbagai bidang keilmuan.
          













DAFTAR PUSTAKA

Asyhar H.Rayandra, Dr.rer.nat.M,Si.2011.Kreatif Pengembangan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press
R.Suryana,Membina Perpustakaan Sekolah,Pengantar Teori dan Peraktek,para maartajl pungkur no 18 turangga bandung
Arsyad Azhar, Prof. Dr. Ed. 11,2009. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.
Sadiman Arief S. Dr. M.Sc. 2008. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Gara findo Persada..
Kustandi Cecep,M.Pd & Sutjipto Bambang,Drs.M.Pd. 2011.Media Pembelajaran;Manual dan Digital Bogor : Ghalia Indonesia
Supriadi,Pendidikan Bahasa Indonesia 2,modul1-6 Universitas terbuka 1995.
Tabrani Rusyana,Strategi Penerapan Kurikulum Disekolah,Bina Mulai Jakarta ,cet ak kedua 1992

Selasa, 29 Maret 2011

JENIS DAN KLASIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN


BAB I
PENDAHULUAN

A.        Latar belakang
            Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam peroses belajar.  Para guru dituntut agar mampu memahami, menggunalan alat-alat yang  tersedia  dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran, yang meliputi (hamalik ,1994:6) : a. media sebagai alat komunikasi b. fungsi media c. seluk-beluk peruses belajar d. hubungan antara metode dan media e. nilai atau manfaat madia f. selektifdalam penggunaan media g. berbagai jenis dan taknikmedia h. media pendidikan dalam setiap pelajaran i. usaha inovasi dalam media pendidikan.
            Sehubungan hal diatas, media salah satu diantaranya yang sangat penting bagi guru, Karena guru sebagai pengembang ilmu sangat penting sekali untuk memilih dan melaksanakan pembelajaran yang tepat dan efisien bagi peserta didik. Pembelajaran yang baik dapat ditunjang dari suasana pembelajaran yang kondusif serta terjadinya interakaktif  antara guru dan siswa dengan baik.. Pembelajaran akan lebih bermakna manakala menarik minat siswa dan memberikan kemudahan untuk memahami materi karena penyajiannya  dengan dilengkapi  berbagai media sebagai sarana penunjang kegiatan pembelajaran. Maka dari itu pada makalah ini, akan membahas atau menguraikan jenis dan kelasifikasi media pembelajaran

B.        Tujuan
Pembahasan  makalah ini bertujuan agar guru meningkatkan pemahaman pada jenis dan klasifikasi media pembelajaran.Serta guru dapat memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistik. Juga dapat mengatasi keterbatasan ,ruang,waktu, dan daya indra serta mampu menggunakan media unntuk menimbulkan gairah belajar. Sehingga kemudian akan mampu, memilih serta menggunakan jenis media pembelajaran yang sesuai  dengan kebutuhan dan keadaan secara cakap dan berkesan.





BAB II
KAJIAN TEORI

A.        Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa Latin Medius yang secara harfiah berarti “tengah”, perantara atau pengantar’. Media merupakan bentuk jamak dari kata ‘medium’. Medium, yang merupakan bahasa Latin memiliki arti ‘antara’. Sehingga medium dapat diartikan segala sesuatu yang membawa informasi dari suatu sumber ke penerima (Heinich, 1993: dalam buku media pembelajaran Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A h. 3). Media pembelajaran memiliki arti yang lebih khusus di bidang pembelajaran, yakni segala sesuatu yang membawa pesan/informasi untuk tujuan belajar dari sumber ke penerima.                                                                                                                 .

B.         Klasifikasi Pengalaman Belajar
Sebelum membahas materi tentang jenis dan klasifikasi media pembelajaran terlebih dahulu kita menghubungkan dengan klasifikasi pengalaman belajar anak mulai hal-hal yang paling konkrit sampai kepada hal-hal yang dianggap paling abstrak ,ini dapat dilihat pada diagram Edgar Dale di bawah ini. Klasifikasi pengalaman tersebut diikuti secara luas oleh kalangan pendidik dalam menentukan alat bantu apa seharusnya yang sesuai untuk pengalaman belajar tertentu. Klasifikasi pengalaman tersebut lebih dikenal dengan Kerucut Pengalaman (Cone of Experience).
                                                                                                         Abstrak
                                            Lambang Kata
                                        Lambang Visual
                        Gambar Diam, Radio, Rekaman Radio
                                               Televisi
                                    Gambar Hidup Pameran
                                           Karyawisata
                               Pengalaman dramatisasi
                                    Pengalaman tiruan
                         Pengalaman langsung
                                                                                                         Konkrit

Dari gambar di atas terlihat bahwa kerucut pengalaman tersebut terdiri dari 9 macam klasifikasi media pembelajaran yang digunakan, yaitu:
1.             Pengalaman langsung dan bertujuan, pengalaman ini diperoleh dengan berhubungan secara langsung dengan benda, kejadian, atau objek yang sebenarnya. Di sini siswa secara aktif bekerja sendiri, memecahkan masalah sendiri yang kesemuanya didasarkan atas tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
2.             Pengalaman tiruan, pengalaman ini diperoleh melalui benda-benda atau kejadian-kejadian tiruan yang sebenarnya.
3.             Pengalaman melalui dramatisasi, pengalaman ini diperoleh dalam bentuk drama dari berbagai gerakan.
4.             Pengalaman melalui karyawisata, pengalaman semacam ini diperoleh dengan mengajak kelas ke objek di luar kelas dengan maksud memperkaya dan memperluas pengalaman siswa.
5.             Pengalaman gambar hidup pameran. Pengalaman tersebut diperoleh melalui pertunjukan hasil pekerjaan siswa, perkembangan dan kemajuan sekolah.
6.             Pengalaman melalui televisi.
7.             Pengalaman melalui gambar diam, rekaman radio.
8.             Pengalaman melalui lambang visual. Pengalaman ini diperoleh dari segala sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan perasaan dan pikiran, misalnya lukisan ilustrasi, karikatur, kartun, poster, potret, slide, dan sebagainya.
9.             Pengalaman melalui lambang kata. Pengalaman ini diperoleh dalam buku dan bahan bacaan.

C.       Taksonomi Media
Media pembelajaran merupakan komponen instruksional yang meliputi pesan, orang, dan peralatan. Dengan masuknya berbagai pengaruh ke dalam dunia pendidikan (misalnya teori/konsep baru dan teknologi), media pendidikan (pembelajaran) terus mengalami perkembangan dan tampil dalam berbagai jenis dan format, dengan masing-masing ciri dan kemampuannya sendiri. Dari sinilah kemudian timbul usaha-usaha untuk melakukan klasifikasi atau pengelompokan media, yang mengarah kepada pembuatan taksonomi media menurut kesamaan ciri atau karakteristiknya.
Setiap media pembelajaran memiliki karakteristik tertentu, yang dikaitkan atau dilihat dari berbagai segi. Misalnya, Schramm melihat karakteristik media dari segi ekonomisnya, lingkup sasaran yang dapat diliput, dan kemudahan kontrolnya oleh pemakai (Sadiman, dkk., 2008. h. 27 ). Karakteristik media juga dapat dilihat menurut kemampuannya membangkitkan rangsangan seluruh alat indera. Dalam hal ini, pengetahuan mengenai karakteristik media pembelajaran sangat penting artinya untuk pengelompokan dan pemilihan media. Kemp, 1975, (dalam Sadiman, dkk., 1990. h. 27 ) juga mengemukakan bahwa karakteristik media merupakan dasar pemilihan media yang disesuaikan dengan situasi belajar tertentu.
Arsyad (2002) mengklasifikasikan media pembelajaran menjadi empat kelompok berdasarkan teknologi, yaitu: media hasil teknologi cetak, media hasil teknologi audio-visual, media hasil teknologi berdasarkan komputer, dan media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer. Masing-masing kelompok media tersebut memiliki karakteristik yang khas dan berbeda satu dengan yang lainnya.  
Rudi Bretz (1977. Dalam buku Media Pendidikan, Karangan Dr. Arief Sadiman M.Sc. dkk. h. 20) mengklasifikasi ciri utama media pembelajaran pada tiga unsur pokok, yaitu suara, visual dan gerak. Bentuk visual itu sendiri dibedakan lagi pada tiga bentuk, yaitu gambar visual, garis, dan simbol. Usaha-usaha ke arah taksonomi media tersebut telah dilakukan oleh beberapa ahli. Rudy Bretz, mengklasifikasikan media berdasarkan unsur pokoknya yaitu suara, visual (berupa gambar, garis, dan simbol), dan gerak. Di samping itu juga, Bretz membedakan antara media siar (telecommunication) dan media rekam (recording). Dengan demikian, media menurut taksonomi Bretz dikelompokkan menjasi 8 kategori: 1) media audio visual gerak, 2) media audio visual diam, 3) media audio semi gerak, 4) media visual gerak, 5) media visual diam, 6) media semi gerak, 7) media audio, dan 8) media cetak.
Beberapa ahli yang lain , membuat taksonomi media dengan pertimbangan yang lebih berfokus pada proses dan interaksi dalam belajar, ketimbang sifat medianya sendiri. Gagne misalnya, mengelompokkan media berdasarkan tingkatan hirarki belajar yang dikembangkannya. Menurutnya, ada 7 macam kelompok media seperti: benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar gerak, film bersuara, dan mesin belajar. Briggs mengklasifikasikan media menjadi 13 jenis berdasarkan kesesuaian rangsangan yang ditimbulkan media dengan karakteristik siswa. Ketiga belas jenis media tersebut adalah: objek/benda nyata, model, suara langsung, rekaman audio, media cetak, pembelajaran terprogram, papan tulis, media transparansi, film bingkai, film (16 mm), film rangkai, televisi, dan gambar (grafis).
Sejalan dengan perkembangan teknologi, maka media pembelajaran pun mengalami perkembangan melalui pemanfaatan teknologi itu sendiri. Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut, Arsyad (dalam buku Media Pembelajaran, karangan, Prof. Dr. Azhar Arsyad. Th. 2009. h.29-32) mengklasifikasikan media atas empat kelompok: 1) media hasil teknologi cetak, 2) media hasil teknologi audio-visual, 3) media hasil teknologi berbasis komputer, dan 4) media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer. .

Berdasarkan pemahaman atas klasifikasi media pembelajaran tersebut, akan mempermudah para guru atau praktisi lainnya dalam melakukan pemilihan media yang tepat pada waktu merencanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Pemilihan media yang disesuaikan dengan tujuan, materi, serta kemampuan dan karakteristik pebelajar, akan sangat menunjang efisiensi dan efektivitas proses dan hasil pembelajaran




BAB III
PEMBAHASAN

A.        JENIS DAN KLASIFIKASI MEDIA

Pada dasarnya media yang banyak digunakan untuk kegiatan pembelajaran adalah media komunikasi. Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam pengklasifikasian ini. Salah satu cara diantaranya ialah dengan menekankan pada teknik yang dipergunakan dalam pembuatan media tersebut. Sebagai contoh, seperti gambar, fotografi, rekaman audio, dan sebagainya. Ada pula yang dilihat dari cara yang dipergunakan untuk mengirimkan pesan. Contoh, ada penyampaian yang disampaikan melalui siaran televisi dan melalui optik. Berbagai bentuk presentasi media yang kita terima, membuat kita sadar bahwa kita menerima informasi dalam bentuk tertentu. Pesan-pesan tersebut dapat berupa bahan cetakan, bunyi, bahan visual, gerakan, atau kombinasi dari berbagai bentuk informasi ini.
            Masih banyak ciri yang membedakan media yang satu dengan yang lain, sehingga tidaklah mudah untuk menyusun klasifikasi tunggal yang mencakup semua jenis media. Faktor lain yang juga mempersulit klasifikasi ini ialah untuk menentukan mana yang termasuk dan mana yang tidak termasuk media. Sebagai contoh, beberapa ahli membedakan antara media komunikasi dan alat bantu komunikasi. Yang menjadi dasar utama dari pembedaan ini ialah apakah suatu sarana komunikasi dapat menyampaikan program secara lengkap atau tidak.                             
Berdasarkan pembedaan ini, film dapat digolongkan  sebagai media, karena film dapat menyampaikan pesan yang lengkap selama waktu putarnya. Sedangkan Over Head Transparansi (OHT) digolongkan sebagai alat bantu saja, karena OHT tidak dapat berdiri sendiri. Hal tersebut hanya dapat digunakan oleh instruktur untuk membantu menerangkan pembelajarannya. Walaupun pendapat ini masuk akal, tetapi di sini kita akan membahas media dalam perspektif yang lebih luas, yaitu semua alat atau bahan yang dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran, sesuai dengan pengertian media pembelajaran sebelumnya.
Menurut bentuk informasi yang digunakan, kita dapat memisahkan dan mengklasifikasi media penyaji dalam lima kelompok besar, yaitu media visual diam, media visual gerak, media audio, media audio visual diam, dan media audio visual gerak. Kemudian dapat kita teliti media ini untuk membedakan proses yang dipakai untuk menyajikan pesan, bagaimana suara atau gambar itu kita terima, apakah melalui penglihatan langsung, proyeksi optik, proyeksi elektronik atau telekomunikasi. Kita akan keempat cara ini sebagai cara penyajian dari sebuah media.
Dengan menganalisis media melalui bentuk penyajian dan cara penyajiannya, kita mendapatkan suatu format klasifikasi yang meliputi tujuh kelompok media penyaji, yaitu:

1.    Kelompok Kesatu. Media Grafik, Meliputi : Media Grafis, Bahan Cetak dan Gambar
Diam
a.         Media Grafis.
Pada prinsipnya semua jenis media dalam kelompok ini merupakan penyampaian pesan lewat simbul-simbul visual dan melibatkan rangsangan indera penglihatan. Karakteristik yang dimiliki adalah: bersifat kongkret, dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang masalah apa saja dan pada tingkat usia berapa saja, murah harganya dan mudah mendapatkan serta menggunakannya, terkadang memiliki ciri abstrak (pada jenis media diagram), merupakan ringkasan visual suatu proses, grafis biasanya digunakan untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, dan mengilustrasikan fakta-fakta sehingga menarik dan diingat orang.
Yang termasuk media grafis antara lain :
       1)  Grafik, 2) Diagram, 3) Bagan, 4) Sketsa, 5) Poster, 6) Papan Flanel, 7) Bulletin Board.
-        Kelebihan Media Grafis
§  Dapat mempermudah dan mempercepat pemahaman siswa terhadap pesan yang disajikan.
§  Dapat dilengkapi dengan warna-warna sehingga lebih menarik perhatian siswa.
§  Pembuatannya mudah dan harganya murah.
-        Kelemahan Media Grafis
§  Membutuhkan keterampilan khusus dalam pembuatannya, terutama untuk grafis yang lebih kompleks.
§  Penyajian pesan hanya berupa unsur visual.

b.         Media Bahan Cetak
Media bahan cetak adalah media visual yang pembuatannya melalui proses pencetakan/printing atau offset. Media bahan cetak ini menyajikannya pesannya melalui huruf dan gambar-gambar yang diilustrasikan untuk lebih memperjelas pesan atau informasi yang disajikan. Jenis media bahan cetak ini diantaranya adalah :
1)      Buku Teks, 2) Modul, 3) Bahan Pengajaran Terprogram.

-        Kelebihan Media Bahan Cetak
§   Dapat menyajikan pesan atau informasi dalam jumlah yang banyak.
§   Pesan atau informasi dapat dipelajari oleh siswa sesuai dengan kebutuhan, minat, dan kecepatan masing-masing.
§   Dapat dipelajari kapan dan dimana saja karena mudah dibawa.
§   Akan lebih menarik apabila dilengkapi dengan gambar dan warna.
§   Perbaikan/revisi mudah dilakukan.
-        Kelemahan Media Bahan Cetak
§   Proses pembuatannya membutuhkan waktu yang cukup lama.
§   Bahan cetak yang tebal mungkin dapat membosankan dan mematikan minat siswa untuk membacanya.
§   Apabila jilid dan kertasnya jelek, bahan cetak akan mudah rusak dan sobek.
c.         Media Gambar Diam
Media gambar diam adalah media visual yang berupa gambar yang dihasilkan melalui proses fotografi. Jenis media gambar ini adalah foto.
-        Kelebihan Media Gambar Diam
§   Dibandingkan dengan grafis, media foto ini lebih konkret.
§   Dapat menunjukkan perbandingan yang tepat dari objek yang sebenarnya.
§   Pembuatannya mudah dan harganya murah.

-        Kelemahan Media Gambar Diam
§   Biasanya ukurannya terbatas sehingga kurang efektif untuk pembelajaran kelompok besar.
§   Perbandingan yang kurang tepat dari suatu objek akan menimbulkan kesalahan persepsi.

2.        Kelompok Kedua. Media Proyeksi Diam, Meliputi : OHP/OHT, Opaque Projector,  
Slide, dan Filmstrip.
Media proyeksi diam. Beberapa jenis media yang termasuk kelompok ini memerlukan alat bantu (misal proyektor) dalam penyajiannya. Karakteristik umum media ini adalah: pesan yang sama dapat disebarkan ke seluruh siswa secara serentak, penyajiannya berada dalam kontrol guru, cara penyimpanannya mudah (praktis), dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan indera, menyajikan obyek -obyek secara diam (pada media dengan penampilan visual saja), terkadang dalam penyajiannya memerlukan ruangan gelap, lebih mahal dari kelompok media grafis, sesuai untuk mengajarkan keterampilan tertentu, sesuai untuk belajar secara berkelompok atau individual, praktis dipergunakan untuk semua ukuran ruangan kelas, mampu menyajikan teori dan praktek secara terpadu, menggunakan teknik-teknik warna, animasi, gerak lambat untuk menampilkan obyek/kejadian tertentu (terutama pada jenis media film), dan media film lebih realistik, dapat diulang-ulang, dihentikan, dsb., sesuai dengan kebutuhan.



a.         Media OHP Dan OHT
OHT (Overhead Transparency) adalah media visual yang diproyeksikan melalui alat proyeksi yang disebut OHP (Overhead Projector). OHT terbuat dari bahan transparan yang biasanya berukuran 8,5 X 11 inci. Ada 3 jenis bahan yang dapat digunakan sebagai OHT, yaitu :
1.        Write on film (plastik transparansi), yaitu jenis transparansi yang dapat ditulisi atau digambari secara langsung dengan menggunakan spidol.
2.        PPC transparency film (PPC= Plain Paper Copier), yaitu jenis transparansi yang dapat diberi tulisan atau gambar dengan menggunakan mesin photocopy.
3.        Infrared transparency film, yaitu jenis transparansi yang dapat diberi tulisan atau gambar dengan menggunakan mesin thermofax. OHP (Overhead Projector) adalah media yang digunakan untuk memproyeksikan program-program transparansi pada sebuah layar.

-        Kelebihan Media OHT/OHP
§   Dapat digunakan untuk menyajikan pesan di semua ukuran ruangan kelas.
§   Menarik, karena memungkinkan penyajian yang variatif dan disertai dengan warna-warna yang menarik.
§   Tatap muka dengan siswa selalu terjaga dan memungkinkan siswa untuk mencatat hal-hal yang penting.
§   Tidak memerlukan operator secara khusus dan tidak pula memerlukan penggelapan ruangan.
§   Dapat menyajikan pesan yang banyak dalam waktu yang relatif singkat.
§   Program OHT dapat digunakan berulang-ulang.

-        Kelemahan Media OHT/OHP
§   Memerlukan perencanaan yang matang dalam pembuatan dan penyajiannya.
§   OHT dan OHP merupakan hal yang tak dapat dipisahkan, karena sebuah gambar dalam kertas biasa tidak bisa diproyeksikan melalui OHP.
§   Urutan OHT mudah kacau, karena merupakan urutan yang lepas.

b.         Media Opaque Projektor
Opaque Projector atau proyektor tak tembus pandang adalah media yang digunakan untuk memproyeksikan bahan dan benda-benda yang tidak tembus pandang, seperti buku, foto, dan model-model baik yang dua dimensi maupun yang tiga dimensi. Berbeda dengan OHP, opaque projector ini tak memerlukan transparansi, tapi memerlukan penggelapan ruangan.





c.         Media Slide
Media slide atau film bingkai adalah media visual yang diproyeksikan melalui alat yang disebut dengan proyektor slide. Slide atau film bingkai terbuat dari film positif yang kemudian diberi bingkai yang terbuat dari karton atau plastik.

-        Kelebihan Media Slide
§   Membantu menimbulkan pengertian dan ingatan yang kuat pada pesan yang disampaikan dan dapat dipadukan dengan unsur suara.
§   Merangsang minat dan perhatian siswa dengan warna dan gambar yang kongkrit.
§   Program slide mudah direvisi sesuai dengan kebutuhan, karena filmnya terpisah-pisah.
§   Penyimpanannya mudah karena ukurannya kecil.

-        Kelemahan Media Slide
§   Memerlukan penggelapan ruangan untuk memproyeksikannya.
§   Pembuatannya memerlukan waktu yang cukup lama, jika program yang dibuatnya cukup panjang.
§   Memerlukan biaya yang boleh dikatakan besar.
§   Hanya dapat menyajikan gambar yang diam.

d.         Media Filmstrip
Filmstrip atau film rangkai atau film gelang adalah media visual proyeksi diam, yang pada dasarnya hampir sama dengan media slide. Hanya filmstrip ini terdiri atas beberapa film yang merupakan satu kesatuan.
Kelebihan filmstrip dibanding film slide adalah media filmstrip mudah penggandaannya karena tidak memerlukan bingkai, juga frame-frame filmstrip tidak akan tertukar karena merupakan satu kesatuan. Akan tetapi pengeditan dan perbaikan/ revisi filmstrip relatif agak sukar, karena harus dilakukan di laboratorium khusus.

3.        Kelompok Ketiga. Media Audio, Meliputi : Media Radio, Media Alat Perekam Pita Magnetik  
Media audio. Hakekat dari jenis-jenis media dalam kelompok ini adalah berupa pesan yang disampaikan atau dituangkan kedalam simbul-simbul auditif (verbal dan/atau non-verbal), yang melibatkan rangsangan indera pendengaran. Secara umum media audio memiliki karakteristik atau ciri sebagai berikut: mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu (mudah dipindahkan dan jangkauannya luas), pesan/program dapat direkam dan diputar kembali sesukanya, dapat mengembangkan daya imajinasi dan merangsang partisipasi aktif pendengarnya, dapat mengatasi masalah kekurangan guru, sifat komunikasinya hanya satu arah, sangat sesuai untuk pengajaran musik dan bahasa, dan pesan/informasi atau program terikat dengan jadwal siaran (pada jenis media radio).

a.         Media Radio
Radio adalah media audio uang penyampaian pesannya dilakukan melalui pancaran gelombang elektromagnetik dari suatu pemancar.

-        Kelebihan Media Radio
§   Memiliki variasi program yang cukup banyak.
§   Sifatnya mobile, karena mudah dipindah-pindah tempat dan gelombangnya.
§   Baik untuk mengembangkan imajinasi siswa.

§   Dapat lebih memusatkan perhatian siswa terhadap kata, kalimat atau musik, sehingga sangat cocok digunakan untuk pengajaran bahasa.
§   Jangkauannya sangat luas, sehingga dapat didengar oleh massa yang banyak.
§   Harganya relatif murah.

-        Kelemahan Media Radio
§   Sifat komunikasinya hanya satu arah (one way communication).
§   Jika siarannya monoton akan lebih cepat membosankan siswa untuk mendengarkannya.
§   Program siarannya selintas, sehingga tidak bisa diulang-ulang dan disesuaikan dengan kemampuan belajar siswa secara individual.

b.         Media Alat Perekam Pita Magnetik
Alat perekam pita magnetik atau kaset tape recorder adalah media yang menyajikan pesannya melalui proses perekaman kaset audio.

-        Kelebihan Media Alat Perekam Pita Magnetik
§   Pita rekaman dapat diputar berulang-ulang sesuai dengan kebutuhan siswa.
§   Rekaman dapat dihapus dan digunakan kembali.
§   Mengembangkan daya imajinasi siswa.
§   Sangat efektif untuk pembelajaran bahasa.
§   Penggandaan programnya sangat mudah.

-        Kelemahan Media Alat Perekam Pita Magnetik
§   Daya jangkauannya terbatas.
§   Biaya penggandaan alatnya relatif lebih mahal dibanding radio.



4.      Kelompok Keempat. Media Audio Visual Diam, Meliputi : media sound slide (slide suara), film strip bersuara, dan halaman bersuara  
Media audiovisual diam adalah media yang penyampaian pesannya dapat diterima oleh indera pendengaran dan indera pengelihatan, akan tetapi gambar yang dihasilkannya adalah gambar diam atau sedikit memiliki unsur gerak.
Kelebihan dan kelemahan media ini tidak jauh berbeda dengan media proyeksi diam. Perbedaannya adalah adanya aspek suara pada media audiovisual diam.

5. Kelompok Kelima : Film (Motion Pictures)
Film disebut juga gambar hidup (motion pictures), yaitu serangkaian gambar diam (still pictures) yang meluncur secara cepat dan diproyeksikan sehingga menimbulkan kesan hidup dan bergerak.

-        Kelebihan Media Film
§   Memberikan pesan yang dapat diteima secara lebih merata oleh siswa.
§   Sangat bagus untuk menerangkan suatu proses.
§   Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.
§   Lebih realistis, dapat diulang-ulang dan dihentikan sesuai dengan kebutuhan.
§   Memebrikan kesan yang mendalam, yang dapat mempengaruhi sikap siswa.

-        Kelemahan Media Film
§   Harga produksinya cukup mahal.
§   Pembuatannya memerlukan banyak waktu dan tenaga.
§   Memerlukan operator khusus untuk mengoperasikannya.
§   Memerlukan penggelapan ruangan.

6.        Kelompok Keenam. Televisi, Meliputi : Televisi terbuka (open boardcast television), televisi siaran terbatas/TVST (Cole Circuit Televirion/CCTV), dan video-cassette recorder (VCR).
Televisi adalah media yang dapat menempilkan pesan secara audiovisual dan gerak (sama dengan film). 
a. Media Televisi Terbuka
Media televisi terbuka adalah media audio-visual gerak yang penyampaian pesannya melalui pancaran gelombang elektromagnetik dari satu stasiun, kemudian pesan tadi diterima oleh pemirsa melalui pesawat televisi.

Kelebihan Media Televisi Terbuka
1.      Informasi/pesan yang disajikannya lebih aktual.
2.      Jangkauan penyebarannya sangat luas.
3.      Memberikan pesan yang dapat diterima secara lebih merata oleh siswa.
4.      Sangat bagus untuk menerangkan suatu proses.
5.      Mengatasi keterbatasan ruangdn waktu.
  1. Memberikan kesan yang mendalam, yang dapat mempengaruhi sikap siswa.
Kelemahan Media Televisi Terbuka
1.      Programnya tidak dapat diulang-ulang sesuai kebutuhan.
2.      Sifat komunikasinya hanya satu arah.
3.      Gambarnya relatif kecil.
  1. Kadangkala terjadi distorsi gambar dan warna akibat kerusakan atau gangguan magnetik.
b. Media Televisi Siaran Terbatas (TVST)
TVST atau CCTV adalah media audiovisual gerak yang penyampaian pesannya didistribusikan melalui kabel (bukan TV kabel). Dengan perkataan lain, kamera televisi mengambil suatu objek di studio, misalnya guru yang sedang mengajar, kemudian hasil pengambilan tadi didistribusikan melalui kabel-kabel ke pesawat televisi yang ada di ruangan-ruangan kelas.
Kelebihan televisi siaran terbatas ini dibandingkan dengan televisi terbuka diantaranya adalah komunikasi dapat dilakukan secara dua arah (hubungan antara studio dan kelas dilakukan melalui intercom), kebutuhan siswa dapat lebih diperhatikan dan terkontrol. Sedangkan kelemahannya adalah jangkauannya relatif terbatas.
c. Media Video Cassette Recorder (VCR)
Berbeda dengan media film, media VCR perekamannya dilakukan dengan menggunakan kaset video, dan penayangannya melalui pesawat televisi; sedangkan media film, perekaman gambarnya menggunakan film selluloid yang positif dan gambarnya diproyeksikan melalui proyeksi ke layar.
kelebihan yang dimiliki oleh media televisi terbuka. Selain itu, media VCR ini memiliki kelebihan lainnya yaitu programnya dapat diulang-ulang. Akan tetapi kelemahannya adalah jangkauannya terbatas.
7.         Kelompok Ketujuh : Multi Media
Multi media merupakan suatu sistem penyempaian dengan menggunakan berbagai jenis bahan belajar yang membentuk suatu unit atau paket. Contohnya suatu modul belajar yang terdiri atas bahan cetak, bahan audio, dan bahan audio visual.

-        Kelebihan Multi Media
§   Siswa memiliki pengalaman yang beragam dari segala media.
§   Dapat menghilngkan kebosanan siswa karena media yang digunakan lebih bervariasi.
§   Sangat baik untuk kegiatan belajar mandiri.

-        Kelemahan Multi Media
§   Biayanya cukup mahal.
§   Memerlukan perencanaan yang matang dan tenaga yang profesional.






BAB IV
KESIMPULAN

 Pengertian tentang media pembelajaran  adalah segala sesuatu yang menyangkut software dan hardware yang dapat digunakan untuk meyampaikan isi materi ajar dari sumber belajar ke pebelajar (individu atau kelompok), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat pebelajar sedemikian rupa sehingga proses belajar (di dalam/di luar kelas) menjadi lebih efektif.
Dalam awal perkembangannya, media memiliki posisi sebagai alat bantu dalam kegiatan pembelajaran, yaitu alat bantu mengajar bagi guru (teaching aids). Sebagai alat bantu dalam mengajar, media diharapkan dapat memberikan pengalaman kongkret, motivasi belajar, mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Dengan kemajuan teknologi di berbagai bidang, misalnya dalam teknologi komunikasi dan informasi pada saat ini, media pembelajaran memiliki posisi sentral dalam proses belajar dan bukan semata-mata sebagai alat bantu. Media adalah bagian integral dari proses belajar mengajar.
Taksonomi media pembelajaran telah dilakukan oleh para ahli dengan dasar pertimbangannya masing-masing. Duncan dan Scrhamm mengelompokkan media berdasarkan kerumitan dan biaya. Sedangkan Gagne dan Briggs, membuat taksonomi media dengan pertimbangan yang lebih berfokus pada proses dan interaksi dalam belajar, ketimbang sifat medianya sendiri. Rudy Bretz, mengklasifikasikan media berdasarkan unsur pokoknya yaitu suara, visual, dan gerak. Klasifikasi berdasarkan pemanfaatan dan perkembangan teknologi dilakukan oleh Arsyad dan Seels & Glasgow. Walaupun demikian, belum ada taksonomi media yang baku, berlaku umum dan mencakup segala aspeknya, terutama untuk suatu sistem instruksional (pembelajaran). Pengelompokan media yang sudah ada pada saat ini dapat memperjelas perbedaan tujuan penggunaan, fungsi dan kemampuannya, sehingga bisa dijadikan pedoman dalam memilih media yang sesuai untuk suatu pembelajaran tertentu.
Setiap jenis media memiliki karakteristiknya yang khas, yang dikaitkan atau dilihat dari berbagai segi (misalnya dari segi ekonomisnya, lingkup sasaran yang dapat diliput, dan kemudahan kontrolnya oleh pemakai, menurut kemampuannya membangkitkan rangsangan seluruh alat indera, dan petunjuk penggunaannya untuk mengatasi kondisi pembelajaran).
           Tampaknya bahwa hingga saat ini belum terdapat suatu kesepakatan tentang klasifikasi (sistem taksonomi) media yang baku. Dengan kata lain, belum ada taksonomi media yang berlaku umum dan mencakup segala aspeknya, terutama untuk suatu sistem instruksional (pembelajaran). Atau memang tidak akan pernah ada suatu sistem klasifikasi atau pengelompokan yang sahih dan berlaku umum
             
DAFTAR PUSTAKA


Arsyad Azhar, Prof. Dr. Ed. 11,2009. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.
Sadiman Arief S. Dr. M.Sc. 2008. Media Pendidikan. Jakarta: RajaGarafindo Persada..
Asyhar H.Rayandra, Dr.rer.nat.M,Si.2011.Kreatif Pengembangan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press
Kustandi Cecep,M.Pd & Sutjipto Bambang,Drs.M.Pd. 2011.Media Pembelajaran;Manual dan Digital Bogor : Ghalia Indonesia